Galang, Batam — Pantai Melur di Pulau Galang tak hanya menyuguhkan keindahan alamnya, tetapi juga menjadi panggung nyata bagi peristiwa penuh makna yang melibatkan kepedulian lintas batas negara. Dalam momentum Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Yayasan An-Nur Melur bersama masyarakat Sijantung Galang menggelar pemotongan hewan qurban berskala besar yang sarat makna spiritual dan sosial.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 7 dan 8 Juni 2025, dengan jumlah hewan qurban yang luar biasa: 232 ekor kambing dan 32 ekor sapi, sehingga total 264 hewan qurban dipersembahkan dengan ikhlas untuk kesejahteraan bersama. Sebanyak 620 keluarga dari kalangan masyarakat sekitar menerima manfaat langsung dari kegiatan ini, masing-masing memperoleh 3 kilogram daging qurban segar, sebagai bentuk nyata dari nilai berbagi dan gotong royong yang menjadi fondasi masyarakat religius.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari dua tokoh Muslim asal Singapura, yaitu Bapak Mohamad Akbar, pemilik MD Akbar Goat Farm, dan Bapak Ridza, seorang dermawan sekaligus koordinator acara yang turut turun langsung dalam proses distribusi. Kehadiran mereka tidak hanya menjadi bukti semangat ukhuwah Islamiyah yang lintas negara, tetapi juga mempertegas betapa nilai kemanusiaan bisa menjembatani perbedaan geografis, budaya, dan latar belakang.
Yayasan An-Nur Melur sendiri merupakan lembaga sosial-keagamaan yang telah lama berkhidmat dalam pembinaan anak-anak yatim dan dhuafa, terutama dalam bidang pendidikan Al-Qur’an dan pembentukan karakter Islami. Saat ini, yayasan tersebut mengasuh 20 santri mukim, yang belajar dan tinggal di fasilitas asrama putra dan putri, serta mendapatkan pendidikan intensif di pondok tahfiz, dilengkapi dengan masjid dan mushola sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan. Semua anak diasuh secara gratis tanpa dipungut biaya apapun, sebagai bentuk dedikasi terhadap pengabdian sosial dan dakwah.
Menjawab antusiasme masyarakat dan meningkatnya minat belajar Al-Qur’an di kalangan generasi muda, Yayasan An-Nur kini membuka peluang bagi anak-anak yatim dan dhuafa usia di bawah 10 tahun yang ingin belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. "Kami siap menampung, membina, dan mendidik mereka menjadi generasi Qurani, asalkan memiliki semangat belajar dan didukung oleh keluarga atau wali yang memahami pentingnya pendidikan agama sejak dini," ungkap Achmad Nursyamsi, Ketua Yayasan sekaligus pendiri yang kembali memimpin sejak tahun 2024 dengan semangat pembaruan dan perluasan manfaat.
Dalam menjalankan amanah besar ini, ia dibantu oleh para pengurus yang berdedikasi tinggi, yakni Ibu Dewi Koriati, Bapak Jumala, SH., M.Kn., Kyai Mamun Murod, Bapak Barnas, dan Bapak Taufik Hidayat. Di bawah kepemimpinan tim ini, Yayasan An-Nur Melur terus melakukan transformasi kelembagaan serta memperluas jaringan kemitraan dan sinergi sosial untuk memberikan layanan yang lebih menyeluruh, inklusif, dan berdaya guna bagi umat.
Kegiatan qurban kali ini menjadi lebih dari sekadar ritual ibadah — ia menjadi medium menyemai harapan, memperkuat solidaritas, dan menumbuhkan semangat berbagi yang menciptakan harmoni sosial dalam masyarakat. Pantai Melur, yang biasanya hening dan damai, seolah menjadi pusat denyut spiritualitas yang menggerakkan tangan-tangan relawan, suara takbir, serta tawa bahagia anak-anak yang merasakan langsung kasih sayang umat.
Dengan mengusung semangat "memberi tanpa meminta kembali", Yayasan An-Nur Melur berharap bahwa kegiatan seperti ini akan terus tumbuh menjadi tradisi tahunan yang membawa manfaat lebih besar, bukan hanya dalam bentuk materi, melainkan juga nilai-nilai kemanusiaan yang mengakar kuat dalam ajaran Islam.
"Qurban bukan sekadar menyembelih hewan," ujar Ketua Panitia. "Ia adalah sarana menyentuh hati, memupuk empati, dan membangun jembatan kasih antar sesama manusia — lintas usia, lintas negara, lintas golongan." (Redaksi).(Yti)